Sabtu, 25 Juni 2011

F U N W R I T T I N G - Change (25 Juni 2011)

C H A N G E

“Ya~. Bisakah kau melakukan semua pekerjaanmu dengan baik?”,tukasnya saat ia melihat hasil laporan pertanggung jawaban pameran fotographi yang angkatanku adakan.”aku tidak butuh hasil laporan dari kegiatan yang buruk”,ia melempar tumpukan kertas itu diatas meja, namun sebagian kertas itu terjatuh. Sesak ? pastinya sangat sesak melihat setumpuk kertas yang sudah aku kerjakan dengan susah payah. Kini setumpuk kertas itu berserakan tidak karuan. Tapi aku tidak bisa berkata apa-apa. Aku hanya terdiam, menunduk dan mengangguk. mengiayakan semua cemooh yang ia berikan padaku. Lembar demi lembar kertas aku ambil dari lantai, kertas terakhir, aku melampaui kertas terkahir yang berada aga jauh dari tempat jatuhnya. Kenapa tidak bisa diambil? berat, tidak mungkin aku menarik kertas ini dari injakannya. 



maaf. Bisa kau singkirkan kakimu dari kertas ini? aku mau membereskannya”,pintaku memohon.
tidak perlu kau bereskan kertas ini. Mau kau bereskan dengan sekuat tenagamu juga, hasilnya juga akan tetap sama. Hasil…yang…buruk”,deeegg. Jantungku seakan tertancap beribu-ribu panah. ia tidak pernah melakukan kekerasan padaku. Tapi tiap kata-kata yang ia keluarkan untukku. Bagiku adalah sebuah hantaman hebat yang meluncur tepat dihatiku.

Namaku Shin Neul, Kim Shin Neul. Aku murid biasa disebuah sekolah yang luar biasa, namun semuanya berubah sangat tidak biasa karena aku masuk ekskul fotograpfi. Semua berubah menjadi sakit luar biasa, cemooh, cacian, makian,aku alami disini. Bukan disekolah ini tapi hanya di ekskul yang aku akuti sekarang. Aku junior disini, jadi sangat pantas jika aku mendapatkan semua itu. ‘Tidak ada perilaku baik selama semua tugas yang diberikan tidak membuahkan hasil bagus’, itulah kata-kata sang Ketua yang selalu terngiang-ngiang dibenakku saat pertama kalinya aku masuk ekskul ini. Dulu aku meyakini bahwa aku akan mendapatkan perilaku baik dari senior, tapi kini hanya aku yang sering terkena semua cemooh, cacian dan makian dari seniorku.


-Change-


“Kim Shin Neul. kau dipanggil Sanbae”,panggil salah satu teman satu ekskulku. Aku mendekatinya yang berdiri didepan pintuk kelasku,”diruang fotographi sekarang”,ucapnya lantang, raut matanya menggambarkan bahwa aku harus berhati-hati.”Hwaithing SHIIN !”,teriaknya saat aku mulai berjalan menuju ruang fotographi yang bagiku kini adalah neraka kedua setelah rel kereta api.

Aku berjalan melewati kelas demi kelas, sampai aku melewati kelas sang ketua ekskul fotographi. Minho, Choi Minho yang sampai sekarang tidak pernah aku lihat senyumnya saat aku dan dia saling berhadapan. Aku menengok, memastikan bahwa bukan dia yang memanggilku keruang fotographi. Syukurlah, dia terlihat masih dikelas bermain dengan teman-temannya.

Kini aku berjalan santai, tidak ada yang harus aku takuti, entah itu cemooh, cacian atau makian darinya. walaupun aku tau, aku dipanggil keruang fotographi pasti akan disidang. Tapi bagiku sidang kali ini akan membosankan, karena tidak ada sang ketua ekskul itu.

Sampai, aku membuka pelan pintu ruang fotographi yang gelap. Hanya terlihat sayup-sayup orang yang sedang duduk berderet.
anyeong”,sapaku saat aku masuk kedalam ruang fotographi
cepatlah, duduk dikursi itu”,pinta salah satu seniorku yang berada dimeja yang berderet itu
ne”,aku segera duduk dan tiba-tiba lampu diatasku menyala diikuti lampu-lampu yang sekarang menerangi beberapa orang yang duduk diepanku secara berderet.
kau tau kenapa kau diapanggil kesini?”,Tanya salah satu dari mereka. Namun bukan orang yang menyuruhkan tadi
aniya sanbae. Waeyo?”,ucapku sedikit takut
karena kau menagacaukan pameran fotographii tahun ini. Selama- bartahun-tahun ekskul kita mengadakan pameran fotographi, hanya ditahun ini pameran menajdi kacau. Kau tau kenapa ? karena hasil-hasil yang angkatanmu keluarkan untuk pameran tidak bagus. Semuanya bermakna kosong, hanya sekedar gambar yang kalian ambil, tapi tidak mempunyai makna
tapi, aku dan angkatanku sudah berusaha. Sesui dengan kertas kesan yang pengunjung isi, setauku mereka sangat menikmati hasil yang kita pamerkan”,belaku tegas. Inilah yang harusnya aku lakukan didepan Choi Minho, tapi kenapa tiap kali aku berhadapan dengannya aku tidak bisa berbicara lantang seperti ini.
aku tau kalian sudah berusaha. Aku juga tau kau sebagai ketua acara pameran ini sangat mempersiapkan pameran ini dengan baik. Tapi tetap saja, kebanyakan dari mereka yang datang adalah orang awam yang tidak mengerti tentang fotographi sesungguhnya. jadi…..”,belum selesai SeeNa onni sedikit membelaku tiba-tiba cahaya terang masuk dari sisi sebelah kananku. Pastinya ada seseorang yang masuk keruangan ini.
“See Na !”,teriaknya diikuti sinar yang memudar. Dia berjalan menuju meja para senior itu.”untuk apa kau membelanya. Kau tau aku tidak suka melitmu berbicara lembek padanya. Bisakah kau sedikit tegas ?”,bentak Minho. Didepan aku, dan para senior yang lain.”siding apa ini ? apakah setuasi seperti nii adalah siding ? aku menugaskan kalian untuk menyidang dia karena aku yakin kalian bisa tegas terhadapnya, tapi kalian semua tidak bisa ! ini terlihat seperti siding main-main !”

Kwon See Na, senior terbaik yang pernah kumiiki. Dia sangat baik padaku, dia tidak pernah membentak saat aku atau teman-temanku yang lain disidang. Kwon SeeNa onni, aku berani memanggilnya seperti itu daripada Sanbae, karena dia yang menyuruhnya. Dia kakak bagiku, karena aku ingin sekali punya kakak perempuan yang cantik,pintar dan baik. Jadi, sangat pantas jika ia mendapatkan Minho, sang ketua ekskul fotogprahi yang tampan dan berkharisma sangat tinggi ini.

semuanya keluar !”,teriak minho. Sesuai perintah, semua bawahnnya hanya bisa mengangguk dan keluar satu persatu.

Inilah yang aku benci, disidang oleh Minho sanbae lebih menakutkan daripada disidang oleh 10 bahakn 20 senior sekalipun. Aku tidak dapat mebela diriku saat disidang olehnya. Mati saja aku

masih mau membela Kim Shin Neul ?”,tanyanya mendekatiku dan mulai melipat kedua tangannya. Tatapannya yang dingin membuat suasana bagai musim salju. Dia tiak pernah duduk saat menyidangku, dia berdiri dan mendekatiku. Disidang oleh Minho Sanbae adalah shock teraphi paling ampuh.
“an..an..aniya”,jawabku gugup menunduk.
tatap mataku !”,bentaknya. Aku langsung menatapnya.”kau tau kenapa kau dipanggil kesini ?”
karena aku mengacaukan pameran fotographi tahun ini
bagus. Kau mengerti sekarang. Lalu apa yang akan kau lakukan untuk memperbaikinya ?”
membuat pameran yang lebih baik daripada tahun ini
pabbo. Apakah bisa ? ada waktu untukmu menjadi panitia dan kembali menjadi ketua pameran ?”
aniya
lalu, inti dari pertanyaaku ? ada yang bisa kau lakukan atau tidak untuk keburukan pameran tahun ini
ani
dan kau tau apa keburukan lainnya dipameran itu ?”
ani
tidak ada foto yang dapat dilelang
tapi, setauku lelang foto hanya untuk menambahkan dana saja. Sedangkan tahun ini dana sudah bisa ditutupi seminggu sebelum acara dimulai
kau ini bodoh atau apa ? ya~ ! pelelangan foto ada karena hasil foto itu bagus. Apakah selama pemaran ada foto yang ditawar oleh pengunjung yang datang ?”
ani
intinya ?”
angkatanku merusak pamrena tahun ini
bukan angkatanmu ! tapi kau sendiri ! Kim Shin Neul sang ketua pameran fotographi tahun ini, merusak acaranya sendiri”.kata terkahir yang keluar dari mulutnya. Diikuti bel tanda istirahat berakhir. Dia pergi, sedangkan aku masih terduduk lemas dikursi siding itu.
aiiisshh~ bodohnya aku ! mau saja aku masuk ekskul ini. Kalau bukan permintaan oppaku, aku tidak akan berada disini sekarang

Air mataku mulai mengalir melewati pipiku lalu jatuh di dirokku. Tetes demi tets air mata jatuh dirokku. Aku terisak, jantungku kini seakan melemah, sangat susah untuk bernafas. Sesak. Kini aku hanya bisa menunduk, meratapi semua yang aku lewati. “Oppa ! jemput aku…”,Hanya kata itu yang bisa aku lakukan saat aku merasa putusa asa.


kau menangis ?”,Tanya SeeNa onni saat masuk kedalam toilet
aniya”,jawabku tersenyum memaksa
jinja ? tapi matamu bengkak
jinjayo. Gwenchana, aku tidak menangis onni
maaf ya tentang sidang tadi. Maksud angkatanku bukan untuk membuat kau tertekan. Kami hanya ingin membuat angkatan dibahwamu lebih baik. Dan tidak melakukan kesalahan yang dilakukan senior seperti kalian nanti. Hehehe
Arasso
kami ingin kalian tau apa saja kesalahan angkatanmu dipameran tahun ini. Hanya evaluasi
ne”, aku mengangguk.“kau tidak masuk kelas?”
kau sendiri sedang apa disini ?”
aahh.. aniya. Tadi aku hanya..mmhhh, aniya”,ucapku bingung
aku putus dengan Minho”,tiba-tiba Seena onniia membuka topic baru
hah ? jinja ? weayo ?”
sudah lama aku menginginkan ini. Kau tau sendiri kalau Minho kasar, aku tidak suka melihatnya membentak orang lain yang sebenarnya masalahnya sangat kecil. Aku tau maksdunya hanya bersikap tegas, tapi semua itu jauh dari ketegasan, aku pikir yang dia lakukan adalah omelan bukan ketegasan

Aku tidak bisa berkata apa-apa mendengar penjelasannya. Dengan sebuah alasan, aku pergi dari toilet dan meninggalkan SeeNa onni di toilet sendiri.


-Change-


“Kim Shin Neul ! kau dipanggil sanbae”,panggil kibum. Dia partner terbaikku di ekskul fotographi
lagi ?”,aku memulai langkahku menuju ruang fotographi
lagi ? memang kapan kau dipanggilnya ?”,Tanya kibum mengikuti langkahku
kemarin. Aku habis dibentak oleh mereka. Tidak mereka, tapi hanya Minho sanbae
jinja ? kenapa kau tidak memberitauku ? aku kan bisa membantumu
aniya. Ini hanya urusan si ketua pameran yang menagacaukan acaranya sendiri
hah ? kau dapat kata itu dari mana ?”
minho sanbae
jinja ? beraninya dia !”
sudahlah, ini memang kesalahanku. Sudah sana ! pergi kaubiarkan aku selesaikan masalah ini dengan minho sanbae
aku ikut dengamu ya ?”
aniya…”,dorongku, menyuruh kibum menjauh dari ruang fotographi

Kibum sudah menjauh, sekarang menelan ludah saja sudah susah. Aigooo~ aku hampir mati sekolah disini.

anyeong !”,salamku saat membuka pintu ruang fotographi
“ya~. Kim Shin Neul !”,panggil seseorang dari sudut ruangan,”mianheo”,lampu ruang fotographi menyala terang. Terlihat minho sanbae mendekatiku.
mianheo ? untuk apa ?”
kejadian kemarin. Bukan maksudku untuk membentakmu
arasso. Gwencahan sanbae
jangan panggil aku sanbae. Panggil saja oppa
jinja ?”,mataku terbelalak saat melihatnya tersenyum. Sangat manis. Sangat tampan dan sangat mempesona
“Ne. aku ingin kau memanggilku mulai nanti pulang sekolah. Aku menunggumu ditaman sekolah
nn..nne


Aneh. Sungguh aneh, apa yang membuatnya bisa sebaik itu padaku ? terkena arwah apa dia bisa menjadi baik seperti itu ? mungkin karena terlalu gila dia mulai bertingkah aneh.

kau mau pulang denganku ?”,Tanya kibum saat bell pulang berbunyi
aniya. Kau pulang duluan saja. Aku ada janji dengan seseorang
siapa ?”
rahasia. Hanya aku dan tuhan yang tau”,jawabku langsung meninggalkan kibum dari kelas

Dia tidak akan mengikutiku pastinya, karena dia bukan orang yang pemaksa. Aku langsung menuju taman sekolah yang sudah dijanjikan Minho sanbae padaku, bukan minho sanbae lagi, tapi minho oppa. Hahaha, aga aneh untuk memanggilnya oppa.

“Shin Neul !”,panggilnya saat aku sedang kesusahan mencarinya
Minhooppa ! dari tadi aku mencarimu
aku sedang mencari objek yang bagus
apakah kau selalu melakukan ini setiap hari ?”
aniya. Aku malakukan ini karena keinginan hatiku
oohh
kau mau mencoba ?”
sudah sering. Aku malah muak memegang camera. Tapi hasilnya tetap saja buruk, bukannya kau sendiri yang bilang kalau hasil fotoku tidak ada yang bagus
jinja ? pernah aku berkata seperti itu ?”
“ sering. Hampir tiap tugas yang aku berikan padaku, tidak ada kata-kata bagus yang kau keluarkan untukku
mianhaeo. Ayo coba sekali, mungkin saja kali ini kau bisa mendapatkan hasil yang bagus”,minho oppa menyerahkan cameranya. Dengan berat hati aku menerimanya, saat aku mencari objek untuk aku foto, tiba-tiba Minho oppa memegang kedua tanganku yang sedang memegang camera miliknya. Dia seakan merangkulku dari belakang.”kalau kau ingin mengambil objek yang bagus. Jangan terpaku pada sesuatu yang kau lihat bagus, tapi lihat dengan hatimu. Rasakan dengan hati, jangan memotret karena benda yang kau foto bagus atau karena kau ingin dipuji, tapi ambilah sebuah objek gambar dari dalam hatimu”.tukasnya membuat jantungku berdetak kencang.”karena gambar yang bagus, adalah gambar yang diambil dari dalam hati”.ia melepaskan tangannya. Jantungku masih berderu kencang sambil mengingat perkataanya.
kau….”
sudah diam….ambil saja objek dengan hatimu”.aku terdiam. Nyaris menangis. Mendengar perkataanya jantungku seakan berhenti. Kukembalikan camera miliknya.
oppa. Aku pulang”,pamitku, membungkuk dan meninggalkannya ditaman sekolah.


-Change-

Hari ini, hari rutin kegiatan ekskul fotographi. Setelah satu minggi vacum karena para sanbae sedang menajalani ujian masuk universitas. Akhirnya hari ini pertemuan ekskul fotographi dimulai lagi.

“aku minta kalian untuk mengambil objek yang klian benci. Terserah apapun itu, aku menunggu hasilnya minggu depan”,perintah Minho didepan kami. Kami hanya mengangguk dan mulai mengambil objek-objek yang kami benci.
Sebenarnya pertemuan kali ini hanya sebuah perintah, jadi aku meniatkan diriku untuk langsung pulang. Seminggu waktu yang lama untuk mengambil satu obejek dengan sisi yang berbeda.


Aku termakan kata-kataku sendiri, walalupun diberi waktu sati minggu, tapi tidak ada salahnya jika aku tetap menagmbil objek yang aku benci. Tiap pulang sekolah aku selalu memotret rel kereta, kebetulan memang jalan ini harus aku lewati tiap pulang sekolah. ‘ambilah objek yang akan kau foto dengan hati’,aku teringat kata-kata itu. Kata Minho oppa atau….

Sehari sebelum pengumpulan foto, aku bertemu minho oppa disekitar rel kereta menuju rumahku.
“oppa. Kau sedang apa ?”,tanyaku sedikit bingung
“menunggumu”
“untuk ?”
“saranghae”,satu kalimat meluncur dari multunya
“jinja ?”
“ne”
“nado…sa..sa..sarang..saranghae”
“Kim Shin Neul. aku hanya ingin mengungakapkan perasaanku saja. Tapi bukan maksudku untuk menjadikanmu seorang kekasih”
“aniya…aku juga tidak berharap begitu,"senyumku aga memaksa sebenarnya. Aku mengaharapkanku oppa
“kau berhasil mengambil objek gambar dengan hatimu. Jangan lupakan itu ya…”,ucapnya lalu memelukku.deeegg, ini seperti…”hati-hati dijalan”,ucapnya saat melepaskan pelukannya


-Change-



“tumben kau bisa mengambil objek denga baik”,ucap Minho oppa
“bukannya kau yang mengajariku oppa”
“apa ? tadi kau memanggilku apa ? oppa ? sejak kapan aku membolehkanmu memanggilku dengan sebutan itu ? ya~ bukan karena hasil fotomu bagus,kau bisa seenaknya memanggilku dengan sebutan oppa”
“ta..tapi..tadi malam. Bukannya kau menyatakan cinta padaku ? di rel kereta dekat rumahku oppa”
“mwo ? kau bermimpi ? jelas-jelas aku tidak menintaimu ! lagipula aku sudah mempunyai SeeNa. Untuk apa menyia-nyiakan gadis sebaik dia hanya untukmu”.deeegg, apa maksudnya ? aku tidak mengerti ! kenapa dia berubah seperti ini ?
“bu..bukannya kau dan SeeNa onni…”
“putus ? tidak selama itu aku bisa melepaskannya. Aku tetap berpacarn dengannya”
“ja..jadi..”
“jadi apa ?”
“ucapanmu semalam ?”
“Ya~. Kau itu gadis aneh. Aku tidak pernah berkata itu padamu. Bahkan tadi malam aku berada di Gwangju. Bagaimana bisa aku berada disini dalam waktu 1 menit ?”
“aahhh”,aku mulai menangis…aku langsung berlari keluar ruang fotographi yang sekarang hanya ada Minho setelah aku tinggalkan


-Change-


“OPPA !”,teriakku terengah-engah terbangun dari mimpiku”oppa…..”,aku menangis sejadi-jadinya. Kejadian masa lalu teringat lagi. Saat mobil kakaku tertabrak kereta.
“aku disini Kim shin Neul”,terdengar suara seseorang dari arah jendelaku
“oppa !”,tiba-tiba sosok kakakku terlihat didepanku.“oppa !”,aku mencoba memeluknya namun raganya tak teraih olehku
“mau kau mecoba sekuat apapun, kau tidak bisa meraihku. Aku hanya arwah yang ingin membahagiakan adiknya”
“Jinki Oppa !”,sekarang aku hanya bisa menangis.
“uljima. Jangan memangis. Jika kau masih menangisiku, aku akan susah untuk pergi meninggalkanmu. Minaheo membuatmu bingung. Beberapa hari ini aku menjelma sebagai Minho. Ketua fotographi yang kau cintai kan ? aku tau kau sangat mencintainya,sampai kau tidak bisa membela diirmu sendiri dengan cemoohannya.
“jadi, ucapan tentang itu. Semuanya…ucapan cinta untukku di rel kereta itu, jadi kau yang mengucapkannya?”
“ne. Aku hanya ingin membuatmu bahagia, membutmu tersenyum dan mengingatkanmu dengan cara mengambil objek yang benar. Sejak kau tertekan dengan ucapan buruk tentang foto-foto yang kau ambil, kau menjadi lupa cara menagmbil objek yang sesungguhnya yang pernah aku ajarkan padamu. Aku sedih melihatmu saat mengambil objek foto hanya untuk sebuah pujian. Aku menyuruhmu untuk masuk ekskul fotographi bukan untuk itu Shin, aku ingin kau bisa memakai hatimu dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya untuk cinta, tapi bisa kau lakukan dengan lain hal. Seperti fotographi”
“ne oppa”
“uljima. Aku selalu mengawasimu”,jinki oppa perlahan menghilang, memudar
“kau mau kemana ?”
“minahaeo, kenyataan terburukmu selanjutnya adalah tidak bisa menemui diriku secara langsung untuk selamanya. Tugasku sudah selesai….”
“OPPA !”,aku menangis sejadi-jadinya. Kedua orang tuaku mendatangiku. Memelukku, aku yakin mereka juga menangis mendengar penjelasanku, tapi mereka menutupi itu dibalik pelukannya.


-End-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar