Selasa, 24 Desember 2013

Untuk Satu Tahun yang Terulang

Tangan bergetar, mendadak rasa kantuk pun hilang, ternyata layar tablet yang hanya berukuran 7 inci mampu membuat jantung lemas
Terlintas, kejadian satu tahun lalu kembali
Saat harus berurusan dengan dunia politik kampus yang semrawut
Saat tak bisa mempercayai satu orang pun, kecuali Tuhan dan para Malaikat
Yang tersaji hanya kesal, tak mampu diutarakan langsung
Teks-teks di layar itu hanya mampu jadi penghibur
Berharap masih bisa dipertahankan
Sampai sekarang pun masih belum tau apa yang terjadi
Mereka maunya bungkam (?)
Lalu, harus bagaimana?
Sama saja menuduh penjahat tapi tidak menginterogasi
Yang ada malah cacat hukum

Harusnya biarkan saja
Tho, bukan masanya lagi
Percuma juga sudah peduli tapi masih disalahkan
Sakit hati (?) Pasti
Tapi bukan pendendam

Sayang, belum belajar betul dari tahun lalu
Ya begini nasibnya, saling menyalahkan
Jadi merasa percuma sudah berjuang saat kata 'maklum' sering terucap
Beri saja senyuman, kata Nabi itu lebih baik daripada sumpah serapah


*Ditulis untuk kalian yang merasa dikecewakan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar